Minggu, Oktober 18, 2009

Life was like a box of chocolate (1)



Satu dari sekian film yang pasti aku rating dengan lima bintang adalah Forrest Gump (Tom Hanks,1994).Makna yang terkandung dalam film itu menurut aku sungguh luar biasa.Dibuka dengan adegan seorang lelaki berpakaian bak seorang gentlemen, berjas dan berpantalon putih,duduk di bangku taman,sambil memangku sebuah kotak.Seorang wanita yang nampak bukan temannya duduk di bangku yang sama, seperti menunggu sesuatu.Sang pria membuka kotak yang dibawanya,sambil berkata:"My mamma said,Life was Like a Box of Chocolate"......
That film,still inspires me in many ways untill today.Why?Becouse an idiot with just below 90 in IQ scores,with a handycap of his leg,succeed to be a famous runner across the country,graduate from university,join the army and got the medal of honour.Just Amazing,incredible,impossible what else?
Keterbatasan yang kita miliki tidak seharusnya menjadi penghalang atas segala asa yang kita miliki.Demkian orang bijak berkata.Namun sesungguhnya pertanyaannya adalah:Sudahkan kita memiliki asa,cita-cita,tujuan hidup?

Lihat diri kita.Kebanyakan dari kita sudah cukup bangga mengalir seperti air,sesekali berarung jeram di sungai yang sudah terlanjur kita ceburi.Pernahkah terpikir singgah naik ke darat,lalu mendaki bukit dan menaklukkan gunung tertinggi?oh yaaa....terlalu lama kita di air terlalu akrab dengan suara gemericik air sehingga kita tak merasa perlu mempersiapkan peralatan untuk mendaki gunung.Tak perlu membayangkan sakitnya hypothermia,namun juga tak ingin melihat keindahan dunia dalam sekali pandang.Tak peduli btapa nikmatnya kepuasan yang bisa didapat yang mungkin bisa sampai melampaui nikmatnya orgasme tertinggi jika bisa menaklukkan gunung tertinggi yang sanggup didaki manusia....

Yah,gunung tertinggi itu ada dalam diri setiap kita.Namun manusia sering terjebak dalam zona kenyamanannya sendiri....ya,the comfort zone itulah yang melenakan manusia, hingga ia tak sadar bahwa comfort zone itulah yang suatu saat justru menghancurkannya,membinasakannya.

How come?does the comfort means a good position that we have,so we shouldn't do anything to fixed it?sounds imposible it can destroy our self!they asked.....and denied.....Baiklah,begini ilustrasinya,anggap saja kita adalah seekor katak yang sangat nyaman berada di dalam sebuah bejana berisi air dalam suhu ruang.Setiap hari tanpa harus mencari,kita diberi makanan,hingga kita menjadi semakin gemuk dan malas.Kita tidak sadar,bahwa di bawah bejana yang kita tempati sesungguhnya ada kompor listrik yang setiap hari suhunya dinaikkan sedikit demi sedikit,dan kita,dengan kenyamanan yang kita miliki beradaptasi dengan perubahan panas yang terjadi dan tetap merasa nyaman...selanjutnya dinyaman-nyaman-kan,dan ketika sadar kaki-kaki kita sudah melepuh dan terlambat untuk melompat...terlambat untuk mencari jalan keluar...lalu akhirnya kita sukses menjadi swikee rebus yang gemuk namun tak brdaya....hancur dalam zona kenyamanan kita sendiri.Tragis,Ironis.

Lalu,apa yang harus kita lakukan agar tak terjebak dalam zona kenyamanan itu?Jawabnya hanya ada dalam diri kita masing-masing namun temanya sama yaitu miliki harapan,miliki cita-cita,yang terukur dan terencana.Jangan takut perubahan, jangan tolak upaya perbaikan walaupun itu mengganggu zona kenyamanan kita.



Life is like a box of chocolate...life is a matter of choice....Hidup senantiasa menyajikan pilihan,semua pilihan mengandung konsekuensinya masing-masing.Apakah kita memilih untuk diam di tempat atau bergerak?Jalan di tempat atau maju?menjadi swikee rebus atau raja katak?its all on yours.Pick a chocolate and feel the sensation.....

1 komentar: